Friday, December 11, 2009

Kamu Cantik Dari Dalam

Andi merasa ditipu dan bosan menikmati saat-saat berdua bersama istrinya setelah 5 bulan menjalani pernikahan. Berbeda dengan Ishaq, yang kelihatan seperti baru menikah seminggu yang lalu, dan selalu romantis bersama istrinya padahal umur pernikahannya telah mencapai 2 tahun. Jika dilihat dari umur pernikahan, sudah tidak masanya lagi mereka selalu kelihatan mesra apalagi telah memiliki buah hati. Apa pasalnya?

Menurut Andi, ia merasa telah dibohongi oleh istrinya, karena kecantikan yang selama ini (baca: sebelum menikah) hanya balutan kosmetik yang dilakukan saat mereka janjian ketemu dan pergi. Setelah menikah, ia tidak pernah menemukan kecantikan itu ketika berada dirumah , kecuali jika ada resepsi pernikahan. Sementara Ishaq, ia yang mengenal istrinya lewat saudara perempuannya bebarapa bulan menjelang pernikahan. Ketika bertemu, isterinya saat itu tidak memakai alat kosmetik kecuali yang biasa-biasa saja. Namun, yang membuat Ishaq semakin cinta pada istrinya setelah menikah selalu tampil rapi dan semakin cantik dibandingkan ketika ta'aruf yang terjadi sebelum pernikahan. Bahkan, yang membuatnya semakin sayang pada istrinya selalu bangun lebih awal dan ketika pulang kerja selalu menyambutnya dengan wajah yang indah dan berpakaian rapi.
****


Dalam mencari pasangan hidup, sudah lumrah laki-laki selalu mencari wanita yang cantik. Hal ini wajar, bahkan Islam sebagai agama yang mengetauhi apa yang diinginkan (hajât) umatnya menyuruh melalui lisan Rasulullâh Saw. untuk mencari wanita yang cantik. Sebagaimana beliau mengatakan:" Nikahilah perempuan itu karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama jika tidak engkau akan merugi". Ini bukan sekedar ucapan saja, namun telah dibuktikan ketika al-Mughirah bin Syu'bah ingin meminang seorang wanita, ia menceritakan hasrat hatinya kepada Rasulullâh Saw. kemudian beliau menyuruhnya untuk melihat wanita tersebut terlebih dahulu supaya terciptanya ketentraman.

Tepat sekali apa yang dikatakan seorang sastrawan, bahwa cantik itu wanita dan wanita itu cantik. Artinya, memang sudah menjadi fitrah wanita untuk selalu tampil menarik dan indah. Dalam menumbuhkan kecantikan terkadang para wanita selalu menggunakan pelbagai macam cara, ada yang dengan mengoperasi bagian dari tubuhnya supaya kelihatan semakin cantik, ada mengikuti latihan aerobik biar selalu kelihatan langsing dan indah, ada yang dengan melakukan kegiatan rutin ke salon, dan memperbanyak perhiasan untuk di pajangdi tubuhnya dan bentuk-bentuk lainnya

Islam sebagai agama yang tidak suka berfoya-foya, dan selalu menjaga martabat wanita mempunyai ciri khas tersendiri bagaimana supaya pasangan hidupnya semakin cinta. karena, kecantikan yang alami dan bersifat bathin akan selalu terpancar sinarnya sekalipun tidak dihiasi dengan alat kosmetik. Berbeda dengan kecantikan lahir hanya akan bertahan sementara dan berakhir dengan mengecewakan. Seperti yang dialami Andi, merasa telah ditipu istrinya yang selalu menunjukkan kecantikan lahir selama ini, tapi tidak pernah memunculkan kecantikan bathin yang diharapkan setelah hidup bersama.

Bagaimana kecantikan bathin itu? Kecantikan bathin tidak membuat wanita harus mengeluarkan uang banyak, tidak membutuhkan aksesoris duniawi dan tidak mengharuskan wanita untuk keluar rumah. Hal itu, hanyalah kecantikan yang ditujukan untuk membuat suami betah dirumah dan selalu bahagia ketika memandang dirinya. Kecantikan bathin hanya bersifat ke dalam dengan tujuan mengamalkan sunnah Rasulullâh Saw. Sebagaimana beliau mengatakan: � sebaik-baik wanita jika kamu memandangnya dapat membuat senang, jika kamu menyuruhnya selalu taat, jika kamu memberinya (uang) akan mengigunakannya untuk kebaikanmu, jika kamu pergi akan menjaga dirinya dan hartamu" (HR. An-Nasâî).
Kecantikan batin hanyalah berupa perbuatan-pebuatan kecil yang mampu membuat suami bertambah sayang dan Allah pun ridho kepadanya. Seperti yang dilakukan istri Ishaq, yang selalu membuatnya senang dan bahagia ketika berada dirumah. Setiap malam Ishaq selalu dibangunkan shalat malam, kalau sarapan selalu ditemani, tidak mengizinkan pembantu untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan suaminya dan terlebih istimewa lagi ketika pulang kerja selalu disambut dengan senyum tulusnya, yang mampu membuat Ishaq merasa tidak pernah lelah mencari nafkah hidup.

Kecantikan bathin akan terwujud jika seorang wanita mampu memiliki tiga kecantikan utama:

  1. kecantikan Jiwa (jamâl al-Rûh)
    Seorang wania yang memiliki kecantikan jiwa akan selalu melakukan sesuatu dengan niat karena Allah Swt., cintanya kepada suami hanyalah sebagai jalan untuk menggapai cinta Ilâhi. Dia siap menerima kekurangan yang ada pada suaminya, tidak pernah menuntut hal yang lebih dan selalu menggembirakan suaminya sekalipun sedang mengalami kesusahan. Wanita seperti ini tidak pernah "haus" pada dunia, selalu tawakkal kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang lebih baik dari yang di harapakannya di dunia ini serta berpegang pada janjiNya dalam surat Adh-dhuha :4 : " Dan sesungguhnya Akhirat itu lebih baik bagimu dari permulaan".
    Sifat inilah yang melekat pada Ummul mukminin, Hajar, Khadijah, Aisyah, Asma' binti Abu Bakar dan wanita-wanita muslimah lainnya yang benar-benar mencari cinta Ilahi. Kecantikan jiwa akan menimbulkan pancaran cahaya alami di wajah yang mampu membuat suami bahagia tanpa perlu diolesi dengan kosmetik mahal.


  2. kecantikan diri (jamâl al-Nafs)
    Pada masa sahabat, ada seorang lelaki menceritakan kecantikan isterinya ketika sedang berkumpul dengan para sahabat. Dia menceritakan hal itu, karena bebarapa hari tidak pernah berkumpul dengan para sahabatnya, sehingga ketika bertemu mereka bertanya perihal dirinya. Dia menceritakan sifat isterinya: "ketika aku bersamanya terasa diri ini bagaikan tidak pernah mengalami kesusahan, perbuatannya selalu membuatku semakin jatuh cinta kepadanya, setiap hari aku lihat akhlaknya bertambah baik, tidak pernah menimbulkan kegelisahan, ketika pulang dari bekerja terasa hilang lelahku dikarenakan senyuman dan sambutannya yang begitu hangat, sekalipun kukatakan bahwa hari ini tidak mendapat hasil lebih baik dari kemarin, namun dia tetap tersenyum dan terus memberiku semangat. Keindahan yang diberikannya tanpa hiasan alal-alat kecantikan. Dia cantik dari dalam". Kecantikan diri merupakan polesan kedua yang mampu membuat suami menjadi selalu betah dirumah dan tidak pernah merasa gelisah. Hal ini hanya membutuhkan sedikit pekerjaan tanpa harus keluar rumah, tidak menimbulkan fitnah dan mengeluarkan uang. Kecantikan hanya ditujukan untuk sang suami saja, tidak untuk yang lain.


  3. kecantikan Akal (jamâl al-'Aql).
    Apa hubungan kecantikan akal dengan "kecantikan dari dalam"? Untuk menjawab ini kita harus mengingat apa tujuan menciptakan kecantikan itu sendiri, tidak lain dan tidak bukan untuk menjadi isteri yang shalehah. Target ini akan tercapai jika seorang itu rajin membaca dan mencari infomasi, yang kedua-duanya merupakan "hidangan" akal. Jika seorang wanita rajin membaca buku-buku tentang bagaimana membina rumah tangga yang baik, menjadi isteri yang tidak pernah membuat hati suami kecewa dan selalu memberikan solusi ketika ia ada masalah, maka sangat lengkaplah gelar yang akan disandangnya, yaitu "dia cantik dari dalam". Karena, isteri yang shalehah tidak akan pernah menunjukkan kecantikannya kecuali untuk suaminya saja. Jika tenteram hati suami dengan kondisi dan sikapnya insya Allah ridhoNya pun tidak akan pernah lepas dari dirinya.

Seorang isteri yang kecantikannya hanya ditujukan untuk suami saja, maka surga pun tidak jauh dari dirinya hanya tinggal meningkatkan amal ibadah yang lain. Karena, kedudukan suami hampir sama dengan kedudukan kedua orang tua ketika akad nikah telah dinyatakan sah. Maka, buat para muslimah yang ingin membentuk dirinya menjadi isteri yang "indah dari dalam", maka langkah yang harus ditempuh dari sekarang hanyalah banyak membaca dan mencari informasi serta menempah diri sekaligus bertekad akan menciptakan kecantikannya hanya untuk suaminya saja. Ayo...majulah para muslimah, pintu untuk mampu menggapai cinta Ilahi tidak akan pernah tertutup jika terus berusaha!
Rahmat Hidayat Nst.*

*Penulis adalah mahasiswa universitas Al-Azhar kairo-Mesir, fak. Syariah Islamitah TK II.


sumber: www.Kafemuslimah.com